May 21

Link Binus : binus.ac.id

Link Slide : E-Commerce

Link Doc : E-Commerce

 

1. Pengertian E-Commerce

Menurut Rainer, e-commerce adalah proses membeli, menjual, memindahkan atau menukarkan produk, jasa, atau informasi melalui jaringan komputer termasuk internet

2. Pure E-Commerce & Partial E-Commerce

Pure e-commerce adalah seluruh proses e-commerce dilakukan secara virtual. Artinya tidak ada tempat atau produk fisik yang terlibat. Contoh : iTunes. Sedangkan partial e-commerce adalah kegiatan transaksi yang dilakukan secara virtual tetapi mempunyai tempat dan produk fisik. Contoh : Amazon.

3. Tipe E-Commerce

3.1 Business to customer (B2C)

B2C adalah proses e-commerce dimana penjualnya dalam bentuk organisasi dan pembelinya adalah individu.

3.2 Business to business (B2B)

B2B adalah proses e-commerce dimana penjual dan pembelinya adalah organisasi. Satu organisasi berperan sebagai supplier sedangkan yang lainnya adalah konsumen.

3.3 Customer to customer (C2C)

C2C adalah proses e-commerce dimana penjual dan pemeblinya adalah individu. Jadi, satu individu menjual suatu produk dengan sasaran ke individu lain.

3.4 Business to employee (B2E)

B2E adalah organisasi yang menjual produknya ke karyawannya sendiri dengan berbagai macam keuntungan karena status karyawan tersebut,

3.5 E-government

E-government adalah proses penyediaan informasi dari pemerintah ke masyarakat umum.

3.6 Mobile commerce

M-commerce adalah melakukan transaksi e-commerce menggunakan perangkat mobile seperti smartphone, tablet, dan lain-lain.

4. Business-To-Customer (B2C)

B2C jauh lebih rumit dari B2B karena B2C harus mengurus banyak pelanggan dengan transaksi yang lebih banyak. Mekanisme dasar untuk pelanggan mengakses perusahaan adalah melalui e-storefronts dan e-malls.

4.1 E-storefronts

E-storefronts adalah website yang menampilkan toko tunggal.beberapa e-storefronts memiliki URL untuk memesan produk. E-storefronts juga terkadang merupakan tambahan dari toko fisik yang ada seperti Hermes, Walmart, dan lain-lain.

4.2 E-malls

E-mall adalah kumpulan toko tunggal yang berada pada satu website. Dalam satu e-mall memiliki ribuan vendor yang ikut berpartisipasi. Tujuannya adalah untuk membuat pelanggan memiliki pilihan toko yang ingin dikunjungi.

5. Business-To-Business (B2B)

Dalam B2B, terdapat beberapa model bisnis, yaitu :

5.1 Sell-side marketplaces

Organisasi memiliki kesempatan untuk menjual produk atau jasanya kepada organisasi lain secara elektronik dalam private marketplace. Mekanisme dalam sell-side marketplaces adalah katalog elektronik yang dapat disesuaikan dengan pembeli besar dan forward auction. Pembeli dapat membeli produk yang sesuai dengan keinginannya.

5.2 Buy-side marketplaces

Buy-side marketplaces adalah model dimana organisasi berkesempatan dalam membeli kebutuhan produk atau jasa kepada organisasi lain secara elektronik. Biasanya hal tersebut dinamakan e-procurement, dimana perusahaan sudah terhubung dengan beberapa supplier sehigga stok material yang mencapai minimum order point akan dikabarkan ke supplier yang memberikan harga dan kualitas yang sesuai.

5.3 Electronic exchanges

e-exchange adalah pertukaran produk melalui elektronik. Produk tersebut bisa bahan langsung dan bahan tidak langsung. Bahan langsung seperti bahan dalam kegiatan produksi. Barang tidak langsung adalah bahan pendukung seperti peralatan kantor. Ada tiga tipe exchange, yaitu :

5.3.1 Vertical exchanges

Pertukaran yang terjadi antara perusahaan yang membutuhkan material langsung dalam pembuatan produknya. Contoh : perusahaan mie membutuhkan tepung dari perusahaan lain untuk membuat produknya.

5.3.2 Horizontal exchanges

Menjual produk yang tujuannya bukan pada perusahaan khusus melainkan untuk dipakai secara umum oleh banyak perusahaan.

5.3.3 Functional exchanges

Menjual jasa yang diperlukan dalam waktu sementara. Jadi, perusahaan yang kekurangan karyawan dapat membeli jasanya dalam kurun waktu tertentu.

Sumber :

Rainer, R. K., & Cegielski, C. G. (2011). Introduction to Information Systems: Enabling and Transforming Business. John Wiley & Sons.

May 15

Link Binus : binus.ac.id

Link Slide : System Development Life Cycle

 

1. Pengertian SDLC

Menurut Turban, SDLC adalah sekumpulan aktivitas dalam membangun suatu sistem informasi yang memberikan jawaban bagi permasalahan atau kesempatan di dalam bisnis.
Menurut Jogiyanto, SDLC adalah proses evolusi yang membuat sistem beserta subsistem informasi berbasis komputer.
Jadi, SDLC adalah suatu siklus kegiatan yang dilakukan untuk menjawab permasalahan dan kesempatan bisnis dengan membuat sistem informasi yang berbasis komputer.

2. Tahapan-Tahapan Dalam SDLC

2.1 System Investigation

Dalam tahap ini, perancang harus melakukan survey untuk mengetahui masalah apa dan penyebab masalah tersebut dalam suatu proses bisnis.

2.2 System Analysis

Tahap ini akan mengidentifikasi masalah yang akan menghasilkan suatu solusi sistem informasi. Dalam tahap ini terdapat beberapa aktivitas yang harus dilakukan, yaitu :

2.2.1 Problem Detection

Kegiatan ini akan mendeteksi masalah yang menghasilkan laporan pendahuluan tentang permasalahan.

2.2.2 Initial Investigation

Kegiatan ini akan mencari sumber permasalahan tersebut.

2.2.3 Requirement Analysis

Kegiatan ini akan menganalisa kebutuhan yang diperlukan pada proses bisnis untuk memberikan solusi bagi permasalahan yang ada.

2.2.4 Generation Of System Alternatives

Dalam kegiatan ini akan membuat alternative bagi sistem beserta rincian detail mengenai alternative tersebut.

2.2.5 Selection Of Proper System

Kegiatan ini akan memilih salah satu alternative yang paling baik dari alternative yang ada.

2.3 System Design

Dalam tahap ini, sistem informasi yang ingin dipakai akan dibuat rancangannya terlebih dahulu sehingga pada tahap selanjutnya sistem informasi yang akan dibuat menjadi lebih jelas. Ada 3 jenis design yang dibuat pada tahap ini, yaitu :

2.3.1 Output Design

Rancangan output yang akan dihasilkan sistem informasi tersebut.

2.3.2 Input Design

Rancangan input yang akan dimasukkan dalam sistem informasi tersebut.

2.3.3 File Design

Rancangan file yang dibutuhkan dalam sistem informasi.

2.4 Programming

Pada tahap ini programmer akan membuat program sesuai dengan rancangan yang telah dibuat pada tahap sebelumnya. Programmer akan memakai Bahasa pemrograman tertentu untuk membuat sistem informasi tersebut.

2.5 Testing

Dalam tahap ini, sistem informasi yang selesai dibuat akan dilakukan uji coba pada keadaan yang sebenarnya untuk menemukan kelemahan dari sistem informasi dan mengecek kinerjanya.

2.6 Implementation

Tahap ini akan dilakukan jika tahap sebelumnya telah sukses memenuhi kebutuhan prosses bisnis tersebut dan disetujui. Pada tahap ini, sistem informasi akan diterapkan pada proses bisnis untuk membantu permasalahan yang ada. Ada 3 macam implementasi, yaitu :

2.6.1 Parallel Conversion

Sistem lama dan sistem baru dijalankan bersamaan dalam periode tertentu.

2.6.2 Direct Conversion

Sistem lama akan langsung dihentikan dan diganti dengan sistem baru.

2.6.3 Pilot Conversion

Sistem baru diimplementasi pada satu bagian pada suatu organisasi.

2.7 Operation and Maintenance

Tahap ini adalah tahap pendukung, yaitu sistem informasi yang dibuat akan dipakai dalam kegiatan operasional suatu proses bisnis dan dilakukan maintenance atau pemeliharaan sistem selama periode tertentu. Tujuan pemeliharaan ini adalah untuk memperbaiki atau menambahkan fitur yang ada.

3. Kelebihan SDLC

Berikut adalah beberapa kelebihan SDLC, yaitu :
a. Adanya pedoman berupa tahapan dalam melakukan pengembangan sistem.
b. SIstem yang dihasilkan akan jauh lebih baik karena sistem telah dianalisis dan dirancang terlebih dahulu sebelum dilakukan implementasi.

4. Kekurangan SDLC

Berikut adalah beberapa kekurangan SDLC, yaitu :
a. Analisis yang dilakukan harus benar karena akan sangat mempengaruhi sistem yang akan dibuat.
b. Membutuhkan biaya yang lebih besar.
c. Membutuhkan waktu yang lebih lama.

Sumber :

Davis, W. S. (1983). System Analysis And Design : A Structured Approach. Addison-Wesley.
HM, J. (1995). Analisis & Desain Sistem Informasi Pendekatan Tersetruktur Teori Dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset.
HM, J. (2003). Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi.

 

May 8

Link Binus : http://binus.ac.id/

Link Slide : Customer Knowledge Management

1. Pengertian Customer

Menurut Nasution (2005, p45), customer atau pelanggan adalah orang-orang yang meminta suatu organisasi untuk membuat suatu produk atau layanan dengan kualitas tertentu. Dengan demikian, peran pelanggan sangatlah penting untuk memberikan umpan balik bagi perusahaan untuk mengetahui kualitas yang diinginkan pelanggan.

2. Pengertian Knowledge Management

Menurut Yogesh Malhtora, knowledge management adalah proses kombinasi data dan teknologi informasi serta kemampuan kreatif dan inovatif manusia. Knowledge management biasanya berisikan pengetahuan yang berada di suatu organisasi untuk menyelesaikan masalah-masalah kritis. Dengan adanya pengelolaaan knowledge management yang baik, organisasi dapat mengurangi waktu untuk pengambilan keputusan.

3. Customer Knowledge Management

Hubungan antara pelanggan dengan knowledge management adalah dengan adanya pengetahuan yang didapatkan dari pengalaman ataupun informasi di berbagai media, dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan beberapa masalah pelanggan dan juga untuk meningkatkan pelayanan tanpa memakan waktu yang lama.

4. Manfaat Customer Knowledge Management

Bagi perusahaan :
a. Perusahaan dapat memenuhi apa yang diingin pelanggan dengan cara yang lebih baik
b. Proses bisnis dapat dioptimalkan dan peningkatan prosedur dalam perusahaan
c. Adanya pengembangan produk – produk terbaru

Bagi pelanggan :
a. Pelanggan yang melakukan orientasi dengan perusahaan akan mendapat akses lebih awal untuk inovasi produk dari pelanggan yang lain
b. Pelanggan yang melakukan orientasi dengan perusahaan akan mendapat diskon untuk barang yang akan segera dirilis
c. Untuk tujuan penelitian, pelanggan mendapatkan pengiriman barang secara gratis dan dapat melaporkan tentang barang tersebut selama pemakaiannya

5. Tipe-Tipe Customer Knowledge Management

5.1 Knowledge about customer

Yaitu pengetahuan yang didapat secara pasif melalui riset pasar seperti informasi tentang pembelian, motivasi dan tuntutan dari customer

5.2 Knowledge from the customer

Yaitu pengetahuan yang didapat langsung dari customer mengenai produk suatu perusahaan dan harapannya kedepan untuk kualitas dari barang tersebut

5.3 Knowledge for customer

Yaitu memberi pelanggan pengetahuan yang cukup agar pelanggan tidak memberitahukan tentang kualitas dan harga barang tersebut kepada perusahaan lain yang membuat perusahaan kita mengalami kerugian

6. Jenis Customer Knowledge Management

6.1 Prosumerism

Pelanggan dapat memainkan dua peran, yaitu produser dan consumer. Pelanggan dapat membuat produk sesuai keinginannya. Contoh, perusahaan mobil A menyediakan layanan pembuatan mobil berdasarkan keinginan pelanggan. Jadi, pelanggan dapat membuat produk tanpa harus kecewa dengan perusahaan. Karena produk tersebut adalah keinginan pelanggan iu sendiri.

6.2 Team-based Co-learning

Pelanggan diikutsertakan dalam menjual produknya melalui situs tersebut. Contoh, Amazon sekarang tidak hanya menjadi toko buku online melainkan menjadi portal bagi seluruh pelanggan untuk ikut menjual barang-barang miliknya.

6.3 Mutual Innovation

Organisasi percaya bahwa pelanggan adalah seseorang yang dapat menyediakan ide baru yang belum pernah ada. Contoh, Silicon Graphics mengirimkan orangnya untuk masuk ke dalam Hollywood untuk mengetahui apa keinginan pelanggan di masa depan.

6.4 Communities of Creation

Organisasi memberikan aplikasi gratis ke beberapa komunitas untuk mendapatkan feedback mengenai produknya. Komunitas tersebut akan saling berunding yang akan menghasilkan kelebihan dan kelemahan produk tersebut. Contoh, Netscape dan Microsoft menggunakan versi beta gratis pada produknya untuk digunakan, diuji, dikomentari oleh berbagai pengguna dan juga komunitas tertentu.

6.5 Joint Intellectual Property

Organisasi yang menempatkan pelanggan sebagai sumber inti kehidupan organisasi tersebut. Organisasi merasa bahwa pelanggan yang memiliki organisasi tersebut bukan pemilik ataupun direktur. Contoh, Kooperativa Förbundet (KF) menganggap bahwa organisasinya adalah milik pelanggan dan dengan begitu KF membuat prestasi yang luar biasa dan menjadi pelopor dalam mendidik pelanggan melalui kepemilikan pengetahuan bersama secara terus-menerus.

7. Tahapan Customer Knowledge Management

7.1 Knowledge Revealing

Di dalam customer knowledge management, peran dari staf penjualan menjadi berubah, dan tidak lagi hanya memberikan informasi dasar tentang lokasi dan ketersediaan produk, staf penjualan menjadi seorang pendengar yang penuh perhatian di dalam memahami kebutuhan konsumen. Staf penjualan dapat mengumpulkan pengetahuan dari konsumen mengenai :
(1) Kesukaan pada produk atau layanan. Misalnya warna, ukuran, bentuk, tekstur,
gaya untuk produk dan kebutuhan akan layanan;
(2) Produk yang bersaing dan sebagian tentang atributnya yang menarik, dan juga;
(3) Kecenderungan industry seperti produk atau layanan yang akan datang.

Jenis pengetahuan yang dapat dikumpulkan dapat mengenai alasan untuk membeli produk seperti fungsi, pertimbangan nilai estetika, harga, keterbatasan waktu, kenyamanan, hiburan, kepercayaan, dan penampilan yang menarik. Konsumen memberikan apakah yang diketahui, dan ini dapat dikarakterisasikan sebagai knowledge revealing. Konsumen akan terus mengungkapkan apa yang diketahu melalui acara interaksi dengan tujuan untuk mengungkapkan kebutuhan konsumen dan melakukan evaluasi pada pilihan yang ada.

7.2 Knowledge Sorting/Selection

Sementara konsumen menunjukkan apa yang disukai, staf penjualan akan mulai membuat sebuah peta pikiran tentang kebutuhan pengguna. Berdasarkan kebutuhan konsumen, staf penjualan akan mulai mengindentifikasi potongan-potongan pengetahuan yang dapat membantu konsumen di dalam situasi tertentu. Untuk membantu konsumen mengambil keputusan, staf penjualan memilih pengetahuan yang relevan pada sebagian karakteristik produk, atribut fungsi, informasi mengenai masalah yang sama, produk pengganti, informasi perawatan, catatan mutu, produk bersaing, dan pilihan-pilihan. Pengetahuan yang diidentifikasikan oleh staf penjualan harus diartikan dan ditampilkan kepada konsumen tidak perlu menjadi tekanan bagi suatu penjualan tetapi seabgai suatu dukungan yang otentik mendukung proses pengambilan keputusan. Konsumen sebaliknya merasa lebih nyaman di dalam mengambil keputusan yang memenuhi kebutuhan dan kembali ke toko yang sama untuk memenuhi kebutuhan yang akan datang.

7.3 Knowledge Levelling

Pada titik interaksi ini, konsumen telah mendapatkan informasi umum mengenai produk dan layanan. Dengan cara yang sama, staf penjualan memiliki sebuah ide mengenai kesukaan dan kebutuhan konsumen.karena pengertian yang lengkap bisa tidak diperoleh pada awal-awalnya dank arena perubahan kesukaan di sepanjang interaksi, langkah ketiga ini melibatkan pencapaian pemahaman tentang kebutuhan dan perspektif dari konsumen dan staf penjualan. Penting bagi staf penjualan untuk memiliki ide yang jelas mengenai kebutuhan konsumen setelah pertukaran pengetahuan telah terjadi dan bagi konsumen untuk menyadari jenis informasi yang dibutuhkannya untuk menentukan keputusan.

7.4 Kodifikasi Pengetahuan

Pengetahuan yang diperoleh dari interaksi antara konsumen dan staf pejualan perlu didokumentasi sehingga bisa diketahui oleh staf yang lainnya.

8. Customer Knowledge Competence

ckm1

Kompetensi customer knowledge dapat dibagi menjadi empat bagian :

8.1 Customer Information Process

Customer information process adalah proses organisasional yang menghasilkan pengetahuan pelanggan. Customer information process mengarah kepada sekumpulan aktivitas tingkah laku pelanggan untuk mendapatkan pengetahuan tentang pelanggan yang mungkin termasuk kebutuhan produk atau layanan.

8.2 Marketing-IT Interface

Marketing-IT interface mengarah pada proses pemasaran dan mengkomunikasikan fungsi teknologi informasi.

8.3 Senior Management Involvement

Senior management mengacu pada top management yang mendukung integrasi customer knowledge dalam perusahaan.

8.4 Employee & Evaluation System

Employee dan evaluation system mengacu pada tingkah laku karyawan yang sejalan dengan tujuan perusahaan dalam menghasilkan dan mengintegrasikan customer knowledge dalam strategi pemasaran perusahaan.

Sumber :

Al-Shammari, M. (2009). Customer Knowledge Management: People, Processes, And Technology. Hershey: IGI Global.
Belbaly, N., Benbya, H., Meissonier, R. (2007) : An Empirical Investigation of the Customer
Knowledge Creation Impact on NPD Performance, Proceedings of the 40 Hawaii International Conference on System Sciences.
Campbell, A. J. (2003). Creating Customer Knowledge Competence: Managing Customer. Industrial Marketing Management 32, 375-383.
Gibbert, M., Leibold, M., & Probst, G. (2002). Five Styles of CUstomer Knowledge Management and How Smart Companies Use Them To Create Value. European Management Journal Vol. 20, No. 5, 459-469.
Nasution, M. N. (2005). Manajemen Mutu Terpadu: Total Quality Management. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nonaka, I., & Takeuchi, H. (2004). Theory Of Organizational Knowledge Creation. Singapore.
Wilde, S. (2011). Customer Knowledge Management Improvement Customer Relationship Through Knowledge Application. Springer.